Pelatihan dan Pemetaan Keterpaparan di Sulawesi Selatan
Kegiatan pelatihan dan pemetaan keterpaparan dilaksanakan pada tanggal 5-10 Mei 2015, yang merupakan kegiatan lanjutan untuk melengkapi data bangunan dan jalan yang akan digunakan untuk data keterpaparan yang terdampak risiko bencana di Sulawesi Selatan. Jumlah peserta yang hadir yaitu 18 orang, terdiri dari BPBD Sulawesi Selatan, BMKG, Dinas Sosial, COMMIT, PMI dan mahasiswa dari universitas roadshow (UNHAS, UNM, dan Univ 45 Makassar).
Pelatihan berlangsung selama dua hari untuk memberikan pembekalan sebelum melakukan pemetaan keterpaparan di Sulawesi Selatan. Para peserta diberikan pembekalan materi, yang terdiri dari : (1) Pengenalan OSM, (2) Memulai OSM, (3) Memulai JOSM, (4) GPS dan Fieldpapers, (5) Tasking Manager, (6) Menjamin kualitas data, dan (7) Mendownload data OSM.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemetaan keterpaparan yang bertujuan untuk memetakan bangunan dan jalan serta memperbaharui data lapang yang akan digunakan untuk kajian risiko bencana. Kegiatan ini diaksanakan selama tiga hari, peserta dibagi menjadi 4 kelompok. Dimana setiap kelompok diberikan tugas untuk melakukan pemetaan di 3 – 4 kecamatan. Lokasi pemetaan terdiri dari 17 kecamatan yang ada di sekitar DAS Jeneberang, seperti pada peta dibawah ini

Metodologi dan teknik pelaksanaan survei lapang yaitu peserta dibagi menjadi 4 kelompok, dimana masing-masing kelompok terdapat dua tugas yaitu digitizer dan surveyor. Pada satu kelompok terdiri dari 2-3 orang yang bertugas untuk digitizer dan 2 orang untuk surveyor. Skema selengkapnya mengenai pembagian tugas peserta untuk pemetaan keterpaparan seperti dibawah ini :

- Surveyor membawa GPS dan Field papers untuk memetakan bangunan dan jalan serta membawa form survei untuk memasukkan data informasi bangunan dengan lengkap.
- Digitizer memetakan wilayah kajian dengan menggunakan tasking manager dan memasukkan data objek yang diberikan oleh tim surveyor.
Digitizer bertugas untuk mendigitasi menggunakan tasking manager dan memasukkan hasil data lapang dari tim surveyor. Pembuatan tasking manager sudah dilakukan sejak awal kegiatan kajian risiko bencana, ada tiga tasking manager yang dipersiapkan untuk pemetaan di Sulawesi Selatan yang disesuaikan dengan wilayah prioritas yaitu Aktivitas pengumpulan data di DAS Jeneberang, sekitar Danau Tempe, dan Luwu. Sebelumnya kegiatan pemetaan dibantu oleh 45 mahasiswa dari beberapa universitas di Kota Makassar untuk memetakan dengan tasking manager.

Kegiatan selama tiga hari dilakukan di Pusdalop BPBD Sulawesi Selatan, peserta yang ditugaskan sebagai digitizer menetap di basecamp untuk memetakan dengan tasking manager dan menunggu data update dari tim surveyor. Tim surveyor setiap pagi mengambil peralatan survei dan membawanya ke lapangan, kemudian mereka memberikan data update kepada tim digitizer di sore hari.
Hasil dari pemetaan selama tiga hari ditunjukkan oleh tabel dibawah ini, jumlah bangunan mengalami peningkatan setelah kegiatan pemetaan menjadi 317.057 bangunan. Para peserta sangat antusias untuk melakukan pemetaan sehingga kegiatan pemetaan dapat berjalan dengan baik.


Kegiatan selanjutnya dari tahapan kajian risiko bencana di Sulawesi Selatan yaitu Lokakarya II, selengkapnya mengenai kegiatan dapat dilihat di artikel berikut Lokakarya II Kajian Risiko Bencana di Sulawesi Selatan.