Memetakan Manado: Lebih dari 60,200 Bangunan dan Jalan Terpetakan melalui #ManadoMapathon
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan DMInnovation dan Humanitarian OpenStreetMap Team (HOT) Indonesia menyelenggarakan kegiatan mapathon dan pelatihan penggunaan pemetaan digital OpenStreetMap dan InaSAFE selama 4 hari, di tanggal 5-8 Oktober 2016, di Kota Manado. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menggerakkan penggiat pemetaan untuk melengkapi digitasi data spasial bangunan dan jalan di Kota Manado, yang akan menjadi tuan rumah Pekan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2016, bertepatan juga dengan Pertemuan ASEAN Committee Disaster Management (ACDM) ke-29 dan ASEAN Ministerial Meeting on Disaster Management (ADDM) ke-4, dan akan dibuka secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Peserta sejumlah 32 orang berasal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dari Provinsi Sulawesi Utara, Kota Manado, Minahasa Utara, Minahasa Selatan, Bitung dan Sangihe, serta dari kalangan akademisi, baik mahasiswa/i dan pengajar Universitas Sam Ratulangi dan Universitas Negeri Manado. Mapathon ini merupakan salah satu seri pertama yang secara khusus diperuntukkan untuk menjawab kebutuhan 136 daerah prioritas RPJMN 2015-2019 yang akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia. BNPB mendorong inisiatif pelengkapan data spasial di daerah prioritas ini untuk mempersiapkan daerah dari kejadian yang tidak diinginkan, layaknya bencana, dengan harapan mampu meminimalisir dampak yang dapat melemahkan pertumbuhan ekonomi daerah.

Salah satu tantangan terbesar dalam respon kemanusiaan–serta dalam pembangunan ekonomi pada umumnya–adalah ketidaktersediaan data spasial. Menurut Ir. Bernadus Wisnu Widjaja, M.Sc., Deputi I BNPB Bidang Pecegahan dan Kesiapsiagaan, dalam sambutannya, “Data spasial sangat membantu pengambil kebijakan dalam merumuskan, misalnya, perencanaan kontinjensi bencana. Ketersediaan data ini dapat digunakan untuk memetakan bagaimana bantuan dan sumber daya yang diperlukan untuk menyelamatkan manusia dialokasikan dan didistribusikan secara efisien dan tepat waktu”. “Kita tidak bisa lagi terus-menerus bergantung pada metode pengambilan kebijakan konvensional menggunakan daya ingat dan intuisi, kita harus bisa memanfaatkan kemajuan teknologi dan mengadopsinya sesuai dengan kebutuhan,” lanjut Wisnu.
Walau upaya pengumpulan data spasial secara teknis tidaklah rumit, pelengkapan data membutuhkan waktu dan sumber daya manusia yang cukup besar. Mapathon merupakan kegiatan yang sering dilakukan untuk mengumpulkan, mengenalkan dan menggerakkan penggiat peta dalam melengkapi dan melakukan validasi data spasial. Mapathon merupakan salah satu cara yang paling cepat untuk mengajak komunitas duduk bersama memetakan data yang diperlukan, seperti bangunan, jalan dan fasilitas umum.
Hasil dari Mapathon Manado sangat mengesankan. Dalam selang waktu tiga hari, lebih dari 335,000 perubahan dan lebih dari 60,200 bangunan dan jalan ditambahkan ke dalam peta digital. Ketiga nama di bawah ini adalah peserta dengan jumlah digitasi bangunan dan jalan terbanyak saat Mapathon Manado:
- Erwin A. Aziz: 9,109
- Usep Setiawan: 6,748
- Edgar Nowin: 6,108
Kami ucapkan selamat kepada para pemenang dan seluruh peserta relawan atas usaha dan antusiasmenya melengkapi data spasial Kota Manado yang tentunya sangat berguna untuk respon kemanusiaan. Ketiga pemenang akan kami hubungi untuk mendapatkan tanda terima kasih dari kami saat upacara pagi, Kamis, 13 Oktober 2016, pukul 07.00 WITA di Komisi Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Jl. Jendral Ahmad Yani, Sario Utara, Manado. Sertikat pelatihan juga dapat diambil di upacara ini. Seluruh peserta Mapathon Manado diminta kesediaannya untuk turut hadir.
Klik pada pranala berikut untuk melihat beberapa foto dokumentasi kegiatan dan simak video singkat Manado Mapathon di bawah ini: