Kegiatan Update Data untuk Rencana Kontijensi Banjir Kota Makassar
Rencana Kontijensi Banjir Kota Makassar telah dilaksanakan sejak Mei 2013 yang terdiri dari beberapa tahap, diawali dengan kegiatan sosialisasi untuk membuat komitmen bersama antar sesama sektor pemerintahan di Kota Makassar. Rencana tersebut mendapatkan dukungan dari Australia Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) dan BPBD Kota Makassar. Pada bulan Agustus 2013 telah dihasilkan Draft-0 Rencana Kontijensi Banjir Kota Makassar, tetapi masih minim dalam kelengkapan data dan data yang dimiliki belum diupdate. Update data sangat penting untuk memperkuat skenario kejadian dan dampak bencana banjir yang akan dikembangkan dalam dokumen rencana kontijensi. Oleh karena itu, pada tanggal 28 – 30 Januari 2014 bertempat di Hotel Santika, Makassar dilaksanakan tahapan selanjunya yaitu pemutakhiran data untuk melengkapi data dan memperbaharui data sebagai kelengkapan untuk penyusunan Draft Final Rencana Kontijensi. Data tersebut terdiri dari data keterpaparan terkait dengan infrastruktur jalan, bangunan, sosial, budaya, ekonomi, dan keamanan yang terdampak banjir yang telah disepakati pada saat pembuatan draft-0 dokumen rencana kontijensi. Juga data ancaman banjir yang harus diperbaharui berupa data ancaman banjir Januari 2013. Pada kegiatan sebelumnya juga telah disepakati ada 6 kecamatan (Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Rappocini, Kecamatan Manggala, Kecamatan Tallo, Kecamatan Panakkukang, dan Kecamatan Tamalanrea) terdiri dari 28 kelurahan terdampak banjir. Kegiatan pemutakhiran data yang dilakukan selama 3 hari terdiri dari persiapan survei lapang, pengumpulan data, penginputan data, dan pengolahan data.
Para peserta berasal dari BPBD Kota Makassar, perwakilan 6 kecamatan terdampak banjir yang dihadiri oleh sekretaris camat, dan alumni pelatihan OSM, QGIS, dan InaSAFE Kota Makassar. Tahap persiapan survei lapang diawali dengan pembukaan Ketua Pelaksana BPBD Kota Makassar dan dilanjutkan dengan review kegiatan sebelumnya. Kemudian diberikan penjelasan mengenai kelengkapan data dan teknis pelaksanaan survei lapang oleh Humanitarian OpenStreetMap Team. Perwakilan kecamatan yang hadir memberikan tanggapan seputar wilayah terdampak banjir didaerahnya pada bulan Januari 2013 dan persiapan data untuk mempermudah kegiatan survei lapang. Hasil diskusi pada hari pertama menghasilkan pembagian kelompok survei yang terdiri dari 9 kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 1 orang perwakilan BPBD Makassar, 1 orang perwakilan kecamatan, dan 1 orang alumni pelatihan OSM, QGIS, dan InaSAFE.
Pada hari kedua kegiatan dilaksanakan tahap pengumpulan data yaitu survei lapang yang dilakukan dalam 1 hari. Sebelum berangkat ke lapangan masing-masing kelompok berkumpul di hotel untuk membawa kelengkapan survei berupa peta kelurahan terdampak banjir, GPS, dan form survei yang disesuaikan dengan preset file JOSM. Setelah kelengkapan selesai mereka berangkat menuju lokasi masing-masing dengan kendaraan yang telah disediakan. Walaupun kondisi cuaca tidak mendukung tidak mengurangi niat dan antusiasme peserta dalam melaksanakan kegiatan pengumpulan data. Kegiatan survei lapang selesai pukul 17.30 dan input data dilakukan pada hari ketiga.
Tahap penginputan data diawali dengan diskusi hasil tiap-tiap kelompok mengenai update data ancaman banjir dan data infrastruktur terdampak. Hasil diskusi tersebut dinyatakan bahwa wilayah terdampak banjir diatas ketinggian 50 cm sebagai tanggap darurat. Kemudian dilanjutkan dengan input data dengan menggunakan JOSM dan mengedit wilayah perkelompok yang disesuaikan dengan hasil form survei dan titik GPS yang dikumpulkan. Hasil dari survei lapang yaitu bahwa wilayah terdampak banjir berkurang menjadi 24 kelurahan karena ternyata 4 kelurahan lainnya hanya berupa genangan dibawah 50 cm yang tidak masuk dalam katagori tanggap darurat.
Pengolahan data diproses dengan menggunakan QGIS dan InaSAFE. Dihasilkan luas wilayah terdampak banjir januari 2013 yaitu 2.761,84 Ha terdiri dari 24 Kelurahan di 6 Kecamatan dengan wilayah terluas terdapat di Kelurahan Tamangapa sebesar 573,78 Ha. Sebagian besar penggunaan lahan yang terdampak terdiri dari pemukiman dan sawah. Juga dihasilkan peta lokasi pengungsian dan jalur evakuasi di setiap kelurahan. Hasil dari perhitungan InaSAFE yaitu bangunan terdampak terdiri dari 12.152 dan penduduk terdampak terdiri dari 101.972 jiwa.
Salah satu hasil output peta yang dihasilkan yaitu wilayah terdampak banjir di Kota Makassar yang dapat dilihat pada peta dibawah ini meliputi 24 Kelurahan dengan ketinggian banjir antara 50 – 300 cm.