Capacity Building & Data Collection
Pemetaan Partisipatif dalam mendukung Kebijakan Satu Peta: Harapan dan Tantangan
Pemetaan Partisipatif dalam mendukung Kebijakan Satu Peta: Harapan dan Tantangan
Tulisan ini merupakan opini dari Emir Hartato, trainer Humanitarian OpenStreetMap Team (HOT). Tulisan ini TIDAK mewakili opini dari Komunitas OpenStreetMap Indonesia maupun Humanitarian OpenStreetMap Team (HOT) dan OpenStreetMap itu sendiri.
Banyak orang berpendapat bahwa OpenStreetMap (OSM) merupakan salah satu tools yang sangat bermanfaat untuk melakukan pemetaan secara kolaboratif atau partisipatif. Data dapat dengan mudah diperbarui dan juga diakses. Sehingga, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa OSM dapat digunakan sebagai salah satu sumber data spasial alternatif bagi masyarakat yang membutuhkan dalam berbagai keperluan. Namun, di Indonesia, selain komunitas OSM, ternyata pemetaan secara partisipatif juga telah banyak dilakukan oleh berbagai komunitas lainnya. Sebagai contoh, teman-teman Navigasi.Net yang mengumpulkan trek dan titik-titik lokasi menarik (POI/Point of Interest) menggunakan GPS. Kemudian, ada juga teman-teman Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP) yang mencoba memetakan batas desa terpencil termasuk tanah-tanah adat yang tercakup dalam rangka menyelesaikan konflik pertanahan di Indonesia. Dan berbagai macam komunitas pemetaan partisipatif lainnya yang memiliki berbagai macam metode untuk mengumpulkan data spasial dan membagikannya kepada yang membutuhkan. Tentu saja pemetaan partisipatif ini bukanlah pemetaan yang sifatnya hanya meletakan atribut pada satu titik misalnya Wikimapia dan Foursquare.
Pak Trias Aditya dari Teknik Geodesi Universitas Gadjah Mada berpendapat, bahwa pemetaan secara partisipatif itu sangat bermanfaat karena mudah untuk dilakukan apabila akses data spasial tidak tersedia; data dapat terkumpul dengan cepat ketika dibutuhkan; mudah diperbarui; murah dan efisien; dan data dapat diperoleh secara gratis. Namun, menurutnya lagi, pemetaan partisipatif juga dapat menimbulkan masalah; siapa yang memiliki data?; kemungkinan informasi yang terdapat terlalu banyak dan bersifat narsisme (misalnya memetakan rumah sendiri kemudian memberi atribut nama sendiri); penamaan yang kurang akurat; dan bahkan bisa tidak terkontrol.