Program Booster Grant untuk Meningkatkan Pemanfaatan Data OpenStreetMap oleh Komunitas Lokal di Indonesia
Banyak hal untuk mengimplementasikan data spasial bebas dan terbuka, seperti pemetaan tanggap bencana untuk memudahkan evakuasi korban, hingga pemetaan jaringan jalan untuk mendukung akses transportasi. Namun, hal tersebut tidak dapat diimplementasikan jika data spasial tidak tersedia. Pemerintah, akademisi, komunitas, dan masyarakat menjadi bagian keseluruhan dari pemetaan partisipatif dengan menggunakan OpenStreetMap sebagai platform pemetaan yang bebas dan terbuka. Pemetaan partisipatif ini sangat penting dilakukan dalam upaya pengumpulan data spasial yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama di area yang rentan akan bencana alam. Dikutip dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia, sejak awal tahun 2022 hingga akhir Maret 2022, telah terjadi lebih dari 1000 bencana alam di Indonesia dengan total 1,5 juta korban. Demi memenuhi kebutuhan data spasial yang lengkap, terbaru dan akurat, terutama di area rentan bencana; organisasi non-profit Perkumpulan OpenStreetMap Indonesia (POI) dan Open Mapping Hub Asia-Pacific (OMHAP), berkolaborasi melalui program Booster Grant. Program ini bertujuan untuk mendukung secara finansial komunitas-komunitas lokal di Indonesia yang sudah dan sedang melakukan aktivitas pemetaan dengan menggunakan data OpenStreetMap. Harapannya, dengan ada dukungan finansial ini dapat membantu meningkatkan jumlah masyarakat yang memahami penggunaan teknologi bebas dan terbuka melalui visibilitas proyek pemetaan, sehingga mendorong lebih banyak orang untuk berpartispasi dalam kegiatan pemetaan untuk dapat menghasilkan data spasial yang akurat.
Berawal dari POI Community Meet Up 2022 yang diadakan pada tanggal 5 November 2022, yang dihadiri oleh 60 peserta yang terdiri dari akademisi, aktivis, peneliti, serta kelompok difabel; POI mengumumkan dan mengajak para peserta yang hadir untuk mengikuti program Booster Grant. Selain pengenalan program Booster Grant, acara ini juga menghadirkan enam pembicara dengan tiga topik utama tentang komunitas berkelanjutan, standarisasi nama geografi, dan praktik OSM dari komunitas lokal.
Lewat program ini, POI dan OMHAP mengajak komunitas-komunitas lokal untuk bekerja sama dalam pemanfaatan data OpenStreetMap di berbagai fokus area, seperti: ketahanan bencana dan perubahan iklim, kesehatan masyarakat, pengelolaan sumber daya alam, kota dan masyarakat yang berkelanjutan, serta pengembangan kapasitas dan pemetaan inklusif. Komunitas yang tertarik mengikuti serangkaian program ini, diharuskan mengirim proposal kegiatan pendanaan.
Pada tanggal 10 Januari 2023, POI bersama OMHAP kemudian mengumumkan tujuh komunitas lokal yang terpilih untuk mendapatkan dana bantuan sebesar Rp. 30,000,000. Berikut adalah komunitas lokal yang terpilih untuk mengimplementasikan ide mereka:
- SpaceTime UGM: Meningkatkan Kualitas dan Pemanfaatan Data OpenStreetMap Berbasis WebGIS dalam Pemutakhiran Informasi Rute dan Fasilitas Halte Trans Jogja
- Wana Karya Lestari : Pemetaan Partisipatif Pengembangan Wisata Minat Khusus: Jalur Pendakian Gunung Slamet via Baturraden (Jalur Baturraden)
- Barakati Indonesia : Pemetaan dengan OpenStreetMap di Wilayah Kepulauan Miangas sebagai Pulau Terluar Indonesia dan Pengembangan Kapasitas Pemuda dalam Misi Pengabdian Masyarakat
- Komunitas TERAS : Pembinaan Kelompok Wanita Tani Berbasis Peta Lahan Pengelolaan Pertanian
- Niskala Institute : Pelestarian Cagar Budaya Kabupaten Ciamis Melalui Data OSM
- GeoSDS : Pemetaan Waktu Tanggap Darurat Ambulans di DKI Jakarta
- Maluku Peduli : Pelatihan dan pemetaan OSM untuk masyarakat tanggap bencana di Maluku
Selama kegiatan berlangsung, POI sebagai fasilitator terus membimbing dan mendampingi seluruh kegiatan yang dijalankan oleh ketujuh komunitas yang terpilih, hingga melakukan kunjungan lapangan masing-masing tim, agar proses implementasi berjalan dengan baik. Proses pengimplementasian proposal ini mulai dilakukan dari 12 Januari hingga Maret 2023. Rangkaian kegiatan program Booster Grant ini kemudian ditutup dengan acara daring “Closing Ceremony Booster Grant 2022” dengan presentasi hasil kegiatan oleh masing-masing tim.
Melalui pelaksanaan program Booster Grant ini, lima ide dan inovasi tentang pemetaan bebas dan terbuka berhasil diimplementasikan oleh ketujuh komunitas penerima hibah. Kegiatan-kegiatan tersebut pun memberikan manfaat langsung untuk masyarakat setempat, seperti terpetakannya rute transportasi Trans Jogja melalui WebGIS oleh komunitas SpaceTime UGM; adanya peta terbaru dan akurat di Jalur Pendakian Gunung Slamet Kepulauan Miangas, dan Provinsi Maluku oleh komunitas Wana Karya Lestari, Barakati Indonesia dan Maluku Peduli; pemanfaatan cagar budaya di Kabupaten Ciamis oleh komunitas Niskala Institute; pemetaan waktu respon ambulans di DKI Jakarta oleh komunitas GeoSDS; serta pemberdayaan wanita untuk mengelola lahan pertanian melalui pemetaan oleh komunitas TERAS.
Harapannya, kegiatan-kegiatan ini adalah awal dari penggunaan dan pemanfaatan teknologi serta data spasial yang bebas dan terbuka untuk masyarakat Indonesia. POI sebagai komunitas lokal OpenStreetMap di Indonesia akan terus berperan aktif untuk mendukung penuh penggunaan data OpenStreetMap hingga pengembangan kapasitas seluruh elemen masyarakat untuk menghasilkan data yang baik dan berkualitas melalui pemetaan partisipatif.