Penyusunan Rencana Kontijensi Banjir Kota Makassar
Kota Makassar merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Selatan tepatnya berada di Pantai Barat Sulawesi, sebagai pintu masuk gerbang Indonesia Bagian Timur membuat Kota Makassar sangat berkembang terutama dalam bidang perekonomian. Letaknya yang berada di wilayah pesisir membuat Kota Makassar tidak terlepas dari bencana banjir.
[osm_map lat=”-5.12″ long=”119.442″ zoom=”14″ width=”600″ height=”450″ marker=”-5.11875,119.44831″ marker_name=”wpttemp-red.png”]
Bencana banjir hampir setiap tahun melanda Kota Makassar dan memberikan kerugian yang cukup besar. Hal ini diakibatkan alih fungsi lahan berupa padatnya permukiman, drainase yang memburuk, dan air limpasaan dari wilayah dataran tinggi (Maros dan Gowa). Di beberapa daerah yang terletak di pinggir pantai juga mengalami banjir rob.
Oleh karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar membuat penyusunan Rencana Kontijensi Banjir Kota Makassar yang difasilitasi oleh AIFDR. Pentingnya rencana kontijensi dilakukan agar dapat memperkirakan dampak yang terjadi ketika bencana terjadi dengan lebih siap dan mengurangi resiko bencana seperti korban jiwa. Penyusunan rencana kontijensi baru pertama kali dilakukan di Kota Makassar, penyusunannya akan dibantu dengan menggunakan OSM, QGIS, dan InaSAFE. Tahapan penyusunan rencana kontijensi direncanakan terdiri dari 9 tahapan seperti bagan dibawah ini
Beberapa tahapan awal telah dilaksanakan, pelatihan dan lokakarya-1 penyusunan rencana kontijensi banjir Kota Makassar sebelumnya dilaksanakan pada tanggal 27 – 30 Agustus 2013 di Hotel Pantai Gapura Makassar dengan peserta yang berasal dari BPBD Kota Makassar, BPBD Prov. Sulawesi Selatan, Kodim, Dinas Pemadam Kebakaran, Bappeda, Basarnas, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas PU, PMI Makassar, UNHAS, dan Kepolisian. Pada alur diatas sampai saat ini sudah mencapai tahapan ke-3. Dalam lokakarya-1 penyusunan rencana kontijensi banjir menggunakan skenario Banjir bulan Januari, luas area banjir yaitu 3489,49 Ha meliputi 28 kelurahan terdampak banjir. Hasil yang didapatkan dengan menggunakan InaSAFE dimana data ancaman didapatkan dari BPBD Kota Makassar dan data keterpaparan dari pemetaan OpenSreetMap yaitu terdapat 15.408 bangunan terdampak dan 70.000 penduduk terdampak banjir.
Hasil penyusunan lokakarya-1 dokumen Rencana Kontijensi yaitu para peserta ini diikutsertakan dalam penyusunan rencana kontijensi banjir Kota Makassar sebagai Tim Perumus Draft-0 Dokumen rencana kontijensi. Berikut ini nama-nama perwakilan tim perumus draft yaitu :
1) BPBD Makassar (nanti BPBD Makassar yang tentukan secara internal):
○ Jusman
○ Muh. Danibal
○ Syahruddin
○ Amran Kudus
○ Mansur Nuntung
○ Nur Hidayat
○ Gamal
○ Indra
2) Perwakilan Sektor/Kluster:
○ Bidang Posko : Kapten Deby Irawan (Kodim)
○ Bidang Perencanaan : Irwan (Bappeda)
○ Bidang Operasi – SAR : Zainal Asa’ad (Basarnas)
○ Bidang Operasi – Kesehatan : dr. Norman (Dinas Kesehatan)
○ Bidang Operasi – Pendidikan : Abdullah (Dinas Pendidikan)
○ Bidang Operasi – Sarana & Prasarana : Baharuddin (Dinas PU)
○ Bidang Logistik dan Peralatan : Taufik Jaya (Dinas Damkar) & Gafur (PMI Makassar)
3). Perwakilan Akademisi:
○ Dr. Mukhsan Putra Hatta (FT UNHAS)
○ Dr. Isra Wahid (FK UNHAS)
Tahapan ke-4 seharusnya saat ini sedang dilakukan karena Tim Perumus yang ditunjuk harus menyelesaikan draft-0 dokumen renkon sebelum lokakarya-2 dilakukan. Pada tahapan selanjutnya yaitu tahapan ke 5 untuk Lokakarya-2 Penyusunan Dokumen Rencana Kontijensi yang diperkirakan waktu pelaksanaan dijadwalkan pada bulan Oktober 2013 (penentuan tanggal akan dikoordinasikan lebih lanjut oleh BPBD Makassar dengan AIFDR). Dimana dalam Lokakarya-2 tersebut diharapkan Tim Perumus sudah menyelesaikan draft Rencana Kontijensi dengan skenario Banjir bulan Januari 2013.
Tahapan ke-5 akan dilakukan survey lapang untuk verifikasi data, validasi data dan memperbaharui data yaitu data ancaman banjir Kota Makassar dan data keterpaparan yang difokuskan pada 28 Kelurahan terdampak banjir.