Pemetaan Partisipatif Tingkat Desa di Karawang

Pemetaan Partisipatif Tingkat Desa di Karawang

Pada tanggal 1-2 dan 9-11 Febuari 2016, HOT bekerja sama dengan ADRA (Adventis Development and Relief Agency) untuk melakukan pemetaan empat desa di Karawang. Empat desa yang dipilih oleh ADRA merupakan desa-desa yang berada di wilayah pesisir Karawang yang memiliki potensi ancaman bencana yang tinggi. Desa tersebut adalah Desa Ciparagejaya, Desa Pasirjaya, Desa Cikuntul dan Desa Muara. Keempat desa ini mengirimkan beberapa perangkat desanya untuk memetakan daerah mereka masing-masing.

Susasan kegiatan pelatihan di hari pertama, Kantor Desa Pasirjaya
Susasan kegiatan pelatihan di hari pertama, Kantor Desa Pasirjaya

Kegiatan pemetaan ini diawali dengan kegiatan pelatihan OSM pada tanggal 1-2 Febuari 2016 yang bertempat di Kantor Desa Pasirjaya. Pada kegiatan pertama ini, para peserta diajarkan bagaimana cara memetakan daerah mereka dengan menggunakan OSM. Sebelum pelatihan dimulai, para peserta diminta untuk mengungkapkan objek apa saja yang ingin dipetakan oleh mereka. Pada umumnya tiap desa ingin memetakan penggunaan lahan (pertanian dan tambak), jaringan jalan, bangunan, jalan usaha tani, sungai dan saluran irigasi. Setelah sesi diskusi tersebut berakhir, para peserta mulai diperkenalkan dengan konsep SIG dan OSM sebagai gambaran umum apa yang akan mereka pelajari selama pelatihan ini. Setelah mereka mendapatkan gambarang umum, mereka mempelajari bagaimana cara membuat akun di OpenStreetMap. Setelah masing-masing desa mempunyai akun, kegiatan berlanjut pada bagaimana cara memetakan dengan menggunakan JOSM dan juga tips ketika mendigitasi. Pada sore harinya, para peserta belajar mengenai field paper dan praktik menggunakan GPS sebagai bekal survei lapangan esok harinya.

Kegiatan simulasi pengumpulan data lapangan yang dilakukan di Desa Pasirjaya
Kegiatan simulasi pengumpulan data lapangan yang dilakukan di Desa Pasirjaya

Pada hari kedua kegiatan dimulai sedikit terlambat dikarenakan cuaca yang tidak mendukung. Hujan yang terjadi sejak malam sebelumnya hingga pagi hari telah membuat beberapa peserta datang terlambat ke tempat kegiatan. Ketika waktu menunjukkan pukul 10.00 WIB dan hujan sudah mulai reda, kegiatan segera dimulai dengan pembagian tiga kelompok untuk melakukan simulasi survei lapangan. Pada kegiatan simulasi ini, para peserta membawa field paper, form dan gps untuk mencoba mengumpulkan data-data fasilitas umum seperti warung, mesjid, puskesmas dan sekolah. Selain itu para peserta juga mencoba untuk melakukan sedikit wawancara kepada penduduk untuk mengumpulkan data-data seperti fasilitas sanitasi di rumah mereka dan perilaku mereka dalam membuang sampah. Kegiatan simulasi survei lapangan ini selesai pada waktu 12.00WIB dan setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan memasukkan data yang direkam oleh GPS dan form kedalam JOSM untuk kemudian didigitasi dan diupload kedalam OSM. Diakhir kegiatan, para peserta kembali diberikan pembekalan untuk kegiatan survei didesa masing-masing selama 6 hari kedepan setelah kegiatan pelatihan berlangsung. Kegiatan survei selama 6 hari ini bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang ada di desa masing-masing, mulai dari fasilitas umum, fasilitas kesehatan dan KK, dengan menggunakan perangkat yang sama dengan yang digunakan selama simulasi survei lapangan.

Diskusi langsung dengan perangkat desa untuk mengetahui batas admin wilayah desa
Diskusi langsung dengan perangkat desa untuk mengetahui batas admin wilayah desa

Kegiatan lanjutan untuk keempat desa ini dimulai pada tanggal 9-11 Febuari 2016 di kantor Desa Cikuntul. Kegiatan lanjutan ini secara umum bertujuan untuk memasukkan data-data yang mereka kumpulkan dilapangan dan mengolah data-data tersebut untuk menjadi peta dengan menggunakan QGIS. Pada hari ketiga, para peserta langsung diminta untuk mengumpulkan GPS dan form survei mereka untuk kemudian dimasukkan kedalam OSM. Pada hari ini, terdapat satu desa yang tidak bisa mengikuti kegiatan dikarenakan adanya kegiatan lain yang tanggal kegiatannya bersamaan dengan tanggal kegiatan pelatihan ini. Desa-desa yang mengikuti kegiatan input data hasil survei lapangan adalah Desa Ciparagejaya, Desa Muara, dan Desa Cikuntul. Ketiga desa ini didampingi oleh satu fasilitator dari HOT dalam memasukkan data lapangan mereka. Masing-masing fasilitator yang mendampingi desa juga membantu untuk memperbaiki batas desa dan menambahkan batas dusun didesa yang mereka dampingi. Dari ketiga desa yang hadir dalam kegiatan hari pertama ini, hanya Desa Cikuntul yang berhasil mengumpulkan sebanyak 223KK sementara desa lain tidak. Kegiatan input data ini berakhir pada pukul 17.00 WIB. Pada akhir kegiatan, semua fasilitas umum dan fasilitas kesehatan untuk ketiga desa sudah berhasil dimasukkan kedalam OSM sementara untuk batas administrasi masih dikerjakan oleh tim fasilitator.

Pada hari keempat ini dimulai dengan installasi aplikasi QGIS dimasing-masing laptop peserta. Kegiatan hari keempat ini lebih difokuskan dengan bagaimana cara para peserta untuk mendapatkan data yang sudah mereka masukkan kedalam OSM untuk kemudian diolah dan diberikan simbol yang sesuai sebelum kemudian dibuat peta untuk masing-masing desa. Untuk mengambil data OSM mereka menggunakan plugin QGIS yang bernama QuickOSM sesuai dengan daerah mereka masing-masing. Setelah mereka mengambil data mereka, mereka diajarkan untuk melihat atribut dari masing-masing data desa mereka yang kemudian akan mereka filter berdasarkan kebutuhan desa mereka masing-masing. Setelah istirahat makan siang, para peserta belajar untuk melakukan untuk melakukan pengaturan warna dan bentuk (simbologi) dari data mereka seperti data penggunaan lahan, jaringan jalan, jaringan sungai dan bangunan. Mereka juga belajar bagaimana mengubah data polygon menjadi data point/titik. Hal ini dilakukan karena data fasilitas umum yang mereka gambar di OSM berupa data polygon, sehingga untuk dapat memberikan simbol yang spesifik mereka harus mengubah data-data tersebut kedalam bentuk titik. 

Hari terakhir pelatihan ini dimulai dengan melanjutkan simbologi titik yang sempat tertunda pada hari sebelumnya. Setelah itu mereka membuat peta mereka sendiri dengan Map Composer yang ada di QGIS. Sebelum membuat peta, para fasilitator membuat sebuah kompetisi dimana peserta dengan desain peta yang terbaik akan mendapatkan hadiah dari HOT. Diakhir kegiatan pembuatan peta ini, yang memenangkan kompetisi ini adalah Desa Cikuntul dengan pertimbangan bahwa komposisi warna dan simbol yang mereka berikan memudahkan pembaca untuk memahami peta mereka. Selain itu, pada sesi terakhir mereka juga mempelajari cara menggunakan InaSAFE untuk melihat dampak dari bencana yang ada didaerah mereka. Mereka diajarkan dengan menggunakan data paparan yang ada dari desa mereka dan data bencana yang didapatkan dari penggambaran wilayah bencana pada field papers.

Beberapa contoh hasil peta yang telah dibuat oleh pesertaBeberapa contoh hasil peta yang telah dibuat oleh peserta

Setelah kegiatan pelatihan ini berakhir, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh pihak ADRA adalah mendorong masing-masing desa untuk tetap memetakan desa mereka dan juga mengumpulkan data KK yang ada didesa mereka dengan harapan data OSM yang ada didesa mereka akan semakin banyak dan semakin kaya.

DSC05664

Accessible, Quality, Open Geospatial Data for All