Pemetaan Lapangan untuk penyusunan dokumen Kajian Risiko Bencana di Situbondo
HOT kembali berkontribusi dalam mendampingi jalannya kegiatan Pemetaaan Lapangan di Kabupaten Situbondo pada 13-18 Februari 2015 lalu. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara AIFDR, AIPD, LPBI NU, dan BPBD Provinsi Jawa Timur dalam mendukung penyusunan kajian risiko bencana. Fokus kegiatan ini adalah memetakan fasilitas umum dan objek-objek penting serta wilayah terdampak banjir pada 71 desa yang rawan banjir di Situbondo dengan tujuan tersusunnya peta keterpaparan aset dan peta ancaman di kawasan rawan bencana.
Peserta pemetaan lapangan merupakan peserta yang sama dari kegiatan 3 minggu sebelumnya (Pelatihan OpenStreetMap di Kab. Situbondo pada 23-25 Januari 2015) yaitu dari organisasi dan badan lokal yang bergerak di bidang penanggulangan bencana, diantaranya adalah BPBD, PMI, LPBI NU, Kwarcab (Pramuka) dan Tagana.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini berlangsung selama 6 hari. Hari pertama dibuka dengan menyampaikan penjelasan teknis proses pemetaan kemudian dilanjut review penggunakan GPS, peta dan form survei. Dari 33 peserta, kami membagi ke dalam dua peran, yaitu Surveyor (25 orang) dan Digitizer (8 orang). Hari ke-2 sampai ke-5 kegiatan sepenuhnya untuk survei lapangan dan input data hasil survei.
Surveyor bertugas mengumpulkan data lapangan dengan survei langsung ke desa-desa rawan banjir. Terdapat 13 tim survei yang disebar ke 71 desa rawan banjir. Masing-masing tim survei menggunakan 1 sepeda motor dengan dibekali 1 GPS, peta desa dan form survei. Mereka memetakan fasilitas umum dan objek-objek penting yang ada dengan pengamatan langsung. Selain itu mereka juga mendatangi Kantor/rumah Kepala Desa untuk mendapatkan informasi langsung dari warga lokal yang paling tahu mengenai desanya. Selama survei lapangan 5 hari, setiap paginya para surveyor berkumpul di Kantor LPBI NU Situbondo yang dijadikan sebagai basecamp untuk mengambil perlengkapan survei, kemudian siang/sore harinya mereka kembali ke basecamp untuk menyerahkan data survei.
Sementara Digitizer selalu stand by di basecamp. Ketika para surveyor sedang survei, para digitizer mendigitasi wilayah Situbondo menggunakan Tasking Manager. Sedangkan setelah surveyor kembali dan menyerahkan data hasil survei, digitizer langsung bergerak menginput data survei tersebut. Mereka mendigitasi menggunakan JOSM dengan acuan trek GPS dan peta survei yang sudah dicoret/diberi catatan oleh surveyor. Tidak lupa setelah didigitasi, data tersebut diupload ke server OSM.
Tantangan
Ada beberapa tantangan selama kegiatan ini berlangsung, terutama bagi para surveyor. Saat survei ke desa yang berada di perbukitan dan lereng gunung, sering kali mereka kesulitan untuk mencapai permukiman di desa tersebut karena keterbatasan kendaraan, mengingat 1 tim hanya membawa 1 motor. Jalan yang harus ditempuh menuju desa tersebut sangat sulit, ada yang hanya jalan setapak dan berbatu. Selain itu ada beberapa akses jalan yang harus melalui jembatan limpas, dimana ketika turun hujan jembatan tersebut terendam air sungai sehingga tidak dapat dilewati. Mendengar curhatan para surveyor, ada kejadian motornya mogok, rantainya lepas, form survei jatuh ke sungai, dan lain-lain. Namun mereka tetap bertahan hingga hari terakhir survei. Salut kepada para surveyor atas semangat mereka. Mereka patut diacungi jempol!
Hasil
Setelah kegiatan survei selesai kemudian disusul dengan input data hasil survei, kini fasilitas umum dan objek-objek penting di desa-desa rawan banjir di Situbondo sudah terpetakan. Kegiatan ini juga menghasilkan Peta Wilayah Riwayat Banjir di Situbondo berdasarkan hasil survei lapang rekan-rekan surveyor. Kedepannya peta ini akan dijadikan bahan untuk pembuatan peta ancaman banjir di Situbondo.