Pemetaan Jalan Menggunakan Teknologi Artificial Intelligence (AI) bersama Facebook

Pemetaan Jalan Menggunakan Teknologi

Artificial Intelligence (AI) bersama Facebook

Mitra

Selain data bangunan, objek berupa jalan juga kerap dibutuhkan dalam berbagai situasi dan kondisi. Tak hanya untuk keperluan mitigasi bencana, data jalan yang lengkap juga dapat digunakan dalam hal lain seperti kebutuhan navigasi. Tahun 2018, kami bekerjasama dengan Facebook untuk melakukan pemetaan jalan di Asia Tenggara. Indonesia menjadi negara pertama yang berkesempatan untuk melakukan pemetaan ini, dibantu dengan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dari Facebook.

LATAR BELAKANG

Kami (masih di bawah nama Humanitarian OpenStreetMap Team) berkolaborasi dengan Facebook untuk melakukan pemetaan bebas terbuka menggunakan OpenStreetMap. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kuantitas serta kualitas data di beberapa negara di Asia Tenggara.

Sejak tahun 2015, Facebook secara aktif telah berkontribusi untuk mendukung OpenStreetMap dalam berbagai kegiatan, salah satunya adalah State of The Map, sebuah ajang tahunan yang menjadi ajang pertemuan para pegiat pemetan bebas terbuka di seluruh dunia.

Secara bertahap, Facebook mulai menggunakan peta OpenStreetMap dalam aplikasinya. Sejak saat itu, Facebook mulai memberikan perhatian lebih untuk pengembangan data OpenStreetMap di seluruh dunia.

Indonesia menjadi negara pertama yang melakukan kegiatan pemetaan bersama Facebook di tahun 2017. Hal ini dikarenakan Indonesia telah memiliki kegiatan serta komunitas pemetaan OpenStreetMap yang cukup aktif.

Target objek yang dipetakan di Indonesia objek jalan. Menariknya, kegiatan pemetaan ini tak hanya dilakukan oleh manusia, namun juga didukung oleh penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Ilustrasi Penggunaan Artificial Intelligence dalam Pemetaan Jalan di OpenStreetMap

ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI)

Hal ini berawal dari State of The Map 2016, dimana Facebook memberikan memaparkan hasil penelitian mereka mengenai penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau AI untuk mendetesi objek jalan dari citra satelit.

Setelah itu, AI mulai digunakan untuk membantu proses pemetaan di OpenStreetMap agar dapat berjalan lebih efektif. Meskipun demikian, kontrol tetap dilakukan oleh manusia untuk memeriksa kualitas data yang dihasilkan.

KEGIATAN

Kami memulai kegiatan pemetaan di tahun 2018, tepatnya di Indonesia. Di tahun berikutnya, kami membantu memetakan negara lain seperti Malaysia dan juga Vietnam. Hingga tahun 2021, kami terus melakukan perbaikan data di beberapa negara di Asia Tenggara, guna menjaga kalitas data OpenStreetMap yang dihasilkan.

Pemetaan di Indonesia dilakukan dengan membentuk tim pemetaan yang terdiri dari Mapping Supervisor, Quality Assurance, dan Data Entry. Secara total, tim ini berjumlah 20 – 25 orang.

Tim Pemetaan HOT – Facebook Indonesia

Tim secara aktif memetakan jalan di berbagai wilayah Indonesia menggunakan RapID Editor, software pemetaan yang mengintegrasikan teknologi AI dengan editor OpenStreetMap. Secara otomatis, RapID Editor dapat mendeteksi dan memberikan rekomendasi objek mana yang sebaiknya dipetakan sebagai jalan. Setelah itu, tim kami bertugas untuk memeriksa objek mana yang memang teridentifikasi sebagai jalan dan mana yang bukan.

RapID Editor

Untuk membantu pemetaan agar berjalan lebih efektif, kami menggunakan Tasking Manager, sebuah alat yang dikembangkan oleh HOT yang memiliki fungsi untuk membagi suatu wilayah pemetaan menjadi beberap grid yang berbeda, agar masing-masing pemeta dapat memilih dan memetekan secara bersama-sama tanpa terjadi tumpang tindih data.

Tak hanya berfokus pada penambahan data baru, tim secara teliti juga melakukan perbaikan data pada data yang telah ada sebelumnya. Hal ini dimungkinkan dengan penggunaan MapRoulette, platform yang memungkinkan pengguna untuk memperbaiki data OpenStreetMap dengan lebih mudah.

MapRoulette

HASIL

Dengan bantuan teknologi AI dan dikerjakan oleh kurang lebih 20 orang, kami berhasil memetakan jalan di tiga negara berbeda di Asia Tenggara dalam kurun waktu 3 tahun. Simak video di bawah ini untuk melihat perkembangan data yang kami hasilkan dalam kegiatan pemetaan ini!

Accessible, Quality, Open Geospatial Data for All