Pemanfaatan Geo Data Collect (GDC) untuk Pelaporan Kejadian Bencana
Pelaporan kejadian bencana merupakan salah satu komponen penting dalam manajemen bencana. Selain sebagai dasar penentuan respon bencana (tindakan/bantuan/sumberdaya apa yang perlu diturunkan ke lapangan), pelaporan kejadian bencana juga berfungsi sebagai rekapitulasi data sehingga kedepannya dapat dianalisis lebih lanjut pola kejadian bencana tersebut.Hingga saat ini, pelaporan kejadian bencana yang efektif dan efisien menjadi tantangan bagi hampir semua Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Kantor Penanggulangan Bencana dan Kebakaran (KPBK) Kota Administrasi Jakarta Barat, bekerja sama dengan BPBD Provinsi DKI Jakarta, Wahana Visi Indonesia (WVI), dan Humanitarian OpenStreetMap Team (HOT) Indonesia mengembangkan sistem pelaporan kejadian bencana dengan memanfaatkan Geo Data Collect (GDC) yaitu aplikasi berbasis mobile yang dikembangkan oleh HOT Indonesia, dibawah payung project “Kaji Cepat Bencana DKI Jakarta”.
Guna mendukung implementasi project tersebut dan juga sebagai bentuk peningkatan kapasitas masyarakat serta kelembagaan, dilakukan pelatihan kepada para relawan yang nantinya akan mengoperasikan aplikasi ini. Pelatihan dilakukan dalam 2 tahap. Pelatihan tahap I dimaksudkan kepada koordinator relawan (terlaksana pada 23 Juli 2016) dan pelatihan tahap II dimaksudkan kepada perwakilan relawan per kecamatan di Jakarta Barat (terlaksana pada 8 Agustus 2016). Pelatihan bertajuk “Penggunaan Aplikasi Geo Data Collect (GDC) untuk Pelaporan Kejadian Bencana Kota Administrasi Jakarta Barat” ini dihadiri oleh relawan yang berasal dari PMI, Tagana, Satgasos, dan tentunya KPBK Jakarta Barat sendiri. Dengan mengikuti pelatihan ini, diharapkan relawan mengenal dan mampu menggunakan aplikasi GDC untuk melaporkan kejadian bencana di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat.
Jakarta Barat akan menjadi daerah pertama yang mengadopsi sistem yang pada awalnya dikembangkan pada level provinsi ini. Oleh KPBK Jakarta Barat, GDC rencananya tidak hanya digunakan untuk melaporkan kejadian bencana banjir, namun juga kebakaran, pohon tumbang, dan konflik sosial. Sifatnya yang multibencana inilah yang membedakan pelaporan kejadian bencana dengan GDC dan PetaJakarta (PetaJakarta hanya fokus pada bencana banjir). Informasi yang dilaporkan tak hanya jenis dan lokasi kejadian bencana, namun juga identitas pelapor, informasi korban, bantuan diperlukan, penyebab kejadian bencana, dan respon instansi terkait. Pelapor (yaitu relawan-relawan per kecamatan yang telah ditunjuk sebelumnya oleh KPBK Jakarta Barat) juga dapat melaporkan lokasi dan kondisi titik pengungsian, termasuk rincian pengungsi dan permintaan bantuan di titik pengungsian tersebut. Hasil pelaporan para relawan tersebut rencananya akan ditampilkan pada situs KPBK Jakarta Barat yang saat ini masih dalam tahap pengembangan, dalam bentuk peta (WebGIS) dan tabel yang realtime. Peta tersebut tidak hanya dapat diakses oleh jajaran pemerintahan, namun juga masyarakat umum. Diagram berikut menunjukkan sistem pelaporan kejadian bencana dengan menggunakan GDC, yang direncanakan untuk diimplementasikan pada Kota Administrasi Jakarta Barat; mulai dari input data melalui smartphone Android, hingga tampilan hasil input data pada halaman web.