Pelatihan Pembentukan Point of Interest berbasis Masyarakat di Daerah Rawan Banjir Jakarta di SMKN 56 Pluit

Pelatihan Pembentukan Point of Interest berbasis Masyarakat di Daerah Rawan Banjir Jakarta di SMKN 56 Pluit

Kegiatan “Pembentukan Point of Interest berbasis Masyarakat di Daerah Rawan Banjir di Jakarta” merupakan bagian dari Proyek Peta “Point of Interest Dunia UNESCO” yang diimplementasikan melalui Kantor UNESCO di Nairobi, Windhoek, New Delhi dan Jakarta. Dalam rangka implementasi proyek ini, UNESCO bekerjasama dengan Humanitarian Openstreetmap Team mengadakan pelatihan untuk mendukung pembangunan ‘community-owned-knowledge’ dengan membangun kapasitas masyarakat tentang Teknologi Sistem Informasi Geografis Dasar (Basic GIS Technologies)

Indonesia, salah satu negara di dunia yang paling rawan bencana, melaksanakan  proyek POI yang berkaitan dengan penanganan banjir dengan judul proyek Pembentukan Point of Interest berbasis Masyarakat di Daerah Rawan Banjir di Jakarta-Indonesia. Proyek pilot ini telah diselenggarakan di Pluit, Jakarta Utara yang memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan cepat tanggap pada tingkat komunitas terkait serangan banjir. Metodologi yang diterapkan dalam proyek ini adalah latihan pemetaan partisipatif menggunakan perangkat OpenStreetMap di SMKN 56 Pluit, Jakarta Utara. Peserta yang dilibatkan merupakan siswa kelas X Multimedia dari sekolah tersebut sebanyak 31 siswa. Pelatihan ini diselenggarakan selama 3 hari yang terdiri dari 2 hari sesi pelatihan di dalam ruangan dan 1 hari sesi di lapangan dan difasilitasi oleh Humanitarian OpenStreetMap Team (HOT). Sebanyak 81 points of interest yang dikumpulkan antara lain berupa Rumah Pompa, Gardu Listrik, Sekolah, Puskesmas/Rumah sakit/Klinik, Dapur Umum, Tempat Pengungsian, Tempat Ibadah, Gedung Olahraga, Kantor Pemerintahan, Tempat Pembuangan Sampah Akhir/Sementara, Hydrant, Pusat Perbelanjaan/Pasar, Pintu Air, Titik Arus Deras, Titik Genangan Banjir, Rumah Susun, dan Sekolah.

Salah satu wilayah rawan banjir di Jakarta adalah Pluit, Jakarta Utara. Wilayah ini dijadikan lokasi pelatihan pembentukan POI khususnya di sekitar Waduk Pluit dengan peserta dari kalangan siswa siswi SMKN 56 Pluit. Pelatihan ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada siswa serta mengaplikasikan pemetaan partisipatif menggunakan OpenStreetmap dan Photovoice, meningkatkan kesiapsiagaan siswa terhadap peristiwa banjir yang sering melanda daerah Pluit, meningkatkan interaksi siswa dengan masyarakat agar dapat bekerja sama untuk mengurangi resiko banjir, dan memetakan titik-titik (POI) rawan banjir di daerah Pluit.

Rangkaian kegiatan pelatihan terdiri dari penyampaian materi secara teori maupun praktek kepada para peserta, survey lapangan untuk mengimplementasikan materi-materi yang telah disampaikan sebelumnya di dalam ruangan, diskusi mengenai materi-materi pelatihan, ujian sebelum dan sesudah pelatihan untuk mengukur kemampuan para peserta, serta kompetisi antar kelompok. Materi-materi pelatihan yang disampaikan para trainer merupakan materi terkait banjir terutama banjir Pluit, salah satu daerah rawan banjir di Jakarta, kemudian menjelaskan apa itu POI, pengenalan OpenStreetMap dan instalasi JOSM, Photovoice, penggunaan GPS serta Field paper untuk pengumpulan data POI.

Pelatihan pengumpulan POI banjir Pluit ini berlangsung selama 3 hari, dimana 2 hari indoor berisi materi mengenai banjir, OSM, Photovoice, dan Crowdmap; sedangkan 1 hari outdoor untuk survey data di lapangan. Pelatihan ini dipandu oleh trainer dari HOT dan juga jurnalis lingkungan dari Equatorial.

Pada hari pertama, pihak UNESCO memperkenalkan latar belakang UNESCO dan mengenai project ini. Lalu dijelaskan pula apa itu POI dan apa kaitannya dengan project kali ini. Lalu pada sesi Paper Maps, trainer HOT mengajarkan para siswa membuat sketsa lingkungan rumah dan lingkungan sekolah mereka di selembar kertas untuk mengetahui kemampuan mereka menggambar peta dan memberikan konsep mengenai digitalisasi peta dari peta kertas menjadi peta digital.

Training_2

Pada sesi Photovoice, para siswa diajarkan mengenai konsep photovoice dan hal-hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan metode photovoicing sehingga siswa dapat memahami apa itu photovoice dan pada saat ke lapangan mereka sudah dapat menentukan foto seperti apa yang baik untuk diambil sehingga foto tersebut dapat ‘bersuara’.

Setelah Photovoice, para siswa dikenalkan dengan GPS dan Field Papers kemudian dijelaskan apa itu GPS dan field paper serta cara penggunaannya seperti apa. Selain itu, para siswa juga mempraktekkan cara menggunakan GPS dengan membagi menjadi 4 kelompok dipandu seorang trainer, mereka menandai objek-objek berupa waypoints dan track di lingkungan sekolah.

Hari kedua merupakan hari aktivitas outdoor bagi para siswa. Siswa diharuskan melakukan survey lapang untuk mengumpulkan POI banjir serta foto-foto untuk diupload ke dalam platform Ushahidi dan para siswa juga melakukan kompetisi photovoice tentang POI banjir. Namun sebelumnya siswa mendapat materi dan sharing mengenai banjir di Pluit dari Wakil Kelurahan Pluit dan juga bagaimana menangkap momen-momen terkait banjir dengan teknik photovoice dari jurnalis Equatorial.

Survey SMKSurvey2_resize_2

Hari ketiga, pada pagi hari siswa diminta untuk menginput hasil foto dan dan POI pada saat survey lapangan kemarin ke dalam platform Ushahidi. Dari aktivitas ini, terbentuklah sebuah crowdmap POI dan photovoice banjir pada website openstreetmap.id/smk56. Setelah menginputnya ke dalam platform Ushahidi, siswa diajarkan menggunakan software JOSM untuk mendigitasi dan mengupload POI yang mereka kumpulkan menggunakan GPS di hari kedua. Hasil dari POI yang dikumpulkan tersebut kemudian dapat dilihat di openstreetmap.org. Kemudian untuk penutupan, ditutup dengan penyampaian pesan dan kesan tentang pelatihan ini oleh Kepala Sekolah SMKN 56 Pluit dan pengumuman pemenang kompetisi dan siswa siswi terbaik disampaikan oleh Wakil Kepala Sekolah SMKN 56 Pluit.

POIs

Pada akhir pelatihan, para peserta telah mampu membuat dan memperbarui peta menggunakan Java OpenStreetMap (JOSM) sebagai editor data, dan belajar mengenai metode photovoice yang dapat memfasilitasi kaum marjinal untuk mengekspresikan points of interest di sekitarnya sehingga dapat dilihat oleh seluruh dunia. Melalui photovoice, sebuah komunitas telah menggunakan cara yang unik untuk mencatatkan kejadian di sekitarnya dan pengalamannya sebagai bagian dari penanggulangan banjir. Website dari crowdmap yang berisi kumpulan photovoice dari para peserta dapat diakses di https://openstreetmap.or.id/smk56/

sc_crowdmap_smk

Tampak pada gambar diatas adalah tampilan dari website crowdmap yang dihasilkan dari pelatihan ini. Titik-titik merah tersebut menunjukkan POI yang dikumpulkan oleh para siswa. Bila kita klik pada salah satu titik merah, akan muncul sebuah foto dan judul laporan dari POI tersebut. Dan jika kita klik pada judulnya, maka informasi lebih lengkap mengenai POI  tersebut akan muncul, seperti tampak di bawah ini:

sc_crowdmap_2

Accessible, Quality, Open Geospatial Data for All