Pelatihan OSM, QGIS, dan InaSAFE di BPBD Lembata
Kabupaten Lembata berada di kawasan rawan bencana, terutama rawan bencana letusan gunung berapi, banjir dan tsunami, wilayah tersebut dikelilingi 5 Gunung Api dan berada dekat dengan pantai. Dengan berada di kawasan rawan bencana, BPBD Lembata ingin membuat peta risiko bencana yang diawali dengan peta ancaman, peta kerentanan, dan peta kapasitas. Dimana peta – peta tersebut belum tersedia di BPBD Lembata. Untuk itu, Tim HOT memberikan materi pelatihan mengenai QGIS dan InaSAFE untuk memberikan mereka dasar-dasar ilmu Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam pembuatan peta, dan meningkatkan pengetahuan mengenai bencana dengan tools InaSAFE.
Pada kegiatan kali ini Tim Humanitarian OpenStreetMap berkesempatan untuk melakukan pelatihan di BPBD Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai rangkaian rencana tindak lanjut dari pelatihan OSM, QGIS, dan InaSAFE untuk penguatan pembuatan peta Analisis Risiko Bencana di Waingapu, NTT. Dimana pelatihan ini atas kerjasama antara AIFDR, Plan, dan BPBD Lembata.
Sebelum melakukan pembuatan peta, tentunya peta dasar sangat dibutuhkan yang berkaitan dengan kelengkapan data yang dimiliki. Para peserta umumnya berasal dari beberapa dinas di Kabupaten Lembata, dimana mereka sudah memiliki peta dasar tersebut seperti topografi, dan sungai dari BAPPEDA. Juga peta administrasi, jenis tanah, dan iklim dari Dinas Pertanian Kabupaten Lembata. Tetapi Kabupaten Lembata belum memiliki data spasial mengenai bangunan dan infrastruktur jalan. Untuk itu, pemetaan dan pengumpulan data dengan OpenStreetMap merupakan hal baru bagi para peserta, dan sangat berguna untuk melengkapi data spasial mengenai bangunan dan jalan.
Survei lapang pada pelatihan difokuskan pada wilayah terdampak banjir tahun 2012 yang berada di Kelurahan Lewoleba Timur, dibagi menjadi 3 kelompok untuk mengumpulkan data dan memetakan di OpenStreetMap. Para peserta umumnya sudah bisa menggunakan GPS dan memiliki GPS yang berasal dari beberapa dinas.
Secara keseluruhan acara pelatihan berlangsung dengan lancar dan para peserta nampak sangat antusias dalam mengikuti sesi pelatihan. Setelah pelatihan sebagai rencana tindak lanjut, mereka berencana untuk membuat pertemuan antar peserta pelatihan setiap satu atau dua kali dalam sebulan (masih didiskusikan) untuk mengumpulkan data dengan menggunakan GPS dan melakukan pemetaan dengan OpenStreetMap di desa-desa yang berada di kawasan rawan bencana Gunung Api. Para peserta berharap agar diadakan pelatihan tambahan mengenai OSM, QGIS, dan InaSAFE agar pengetahuan mereka semakin mendalam.
Tulisan berbahasa Indonesia oleh: Dewi Sulistioningrum
Tulisan berbahasa Inggris oleh: Biondi Sanda Sima