Pelatihan OpenStreetMap Tingkat Dasar di Rumah Pengetahuan Satu Dunia
OpenStreetMap (OSM) merupakan proyek kolaboratif untuk membuat peta gratis yang siapapun dapat turut serta mengedit petanya. Keungulan dari OSM selain mudah cara penggunaannya, peta ini juga dapat dipakai dan dimanfaatkan oleh berbagai macam kalangan, bahkan untuk Organisasi Masyarakat Sipil (OMS). Sayangnya belum banyak OMS yang dapat memanfaatkan fasilitas yang tersedia gratis ini. Kebanyakan dari mereka masih beranggapan penggunaan OSM membutuhkan ilmu dan keahlian IT yang tinggi. Padahal OSM dapat dimanfaatkan untuk mendukung kerja-kerja dari OMS itu sendiri seperti membuat peta sebaran kasus yang mereka tangani.
Berdasarkan hal di atas, pada tanggal 5 Desember 2013 lalu, kami Humanitarian OpenStreetMap Team (HOT) kembali mendapatkan kesempatan untuk memberikan pelatihan kepada Organisasi Masyarakat Sipil. Pelatihan yang kedua di bulan Desember diadakan oleh Satu Dunia yang bekerja sama dengan HOT dan dilaksanakan di Kantor Satu Dunia. Pesertanya adalah aktivis dari beberapa OMS, diantaranya dari JATAM, KNCV, Pamflet, PNPM Mandiri, KOPEL, Latin Bogor, Terangi, dan HuMa.
Materi yang diberikan pada pelatihan sebagian besar sama dengan materi pada Pelatihan OpenStreetMap Tingkat Dasar kepada Organisasi Masyarakat pada tanggal 3 Desember 2013 lalu. Walaupun pesertanya hanya 9 orang, namun pelatihan berjalan sangat lancar dan mereka sangat antusias mengikutinya. Dimulai dengan konsep digitalisasi peta, dimana peserta diminta untuk menggambarkan peta daerah mereka di selembar kertas kemudian mereka akan belajar bagaimana membuat peta tersebut menjadi digital. Kemudian dilanjutkan dengan pengenalan OpenStreetMap.
Cuaca pada siang hari itu sangat cerah dan mendukung praktek survei lapangan untuk mengumpulkan data menggunakan GPS dan Fieldpapers selama ± 1 jam. Beberapa dari peserta sudah ada yang terbiasa menggunakan GPS bahkan ada diantaranya yang memanfaatkan aplikasi GPS di smartphone, yaitu menggunakan aplikasi OruxMaps. Selain mengumpulkan data, saat survei lapangan peserta juga melakukan validasi lapang seperti mengoreksi nama jalan dimana pada peta OSM nama jalan tersebut masih salah.
Setelah survei lapang, data yang sudah terkumpul dapat dimasukkan dan diubah di situs OpenStreetMap dengan menggunakan iD Editor. Objek yang paling banyak dipetakan adalah objek yang berada di sepanjang Jalan Tebet Utara Dalam dimana di tempat tersebut banyak terdapat distro dan tempat makan.
Pada sesi akhir pelatihan, beberapa peserta menanyakan bagaimana OSM dapat mereka manfaatkan untuk memetakan sebaran kasus-kasus sosial yang mereka tangani. Kami kemudian memberikan contoh bahwa mereka dapat menggunakan layanan seperti Crowdmap atau situs yang berbasis Sistem Informasi Geografi (SIG) seperti GIS Cloud untuk menampilkan data sebaran suatu kasus. Pada Crowdmap, tidak hanya informasi lokasi, namun penggunanya juga dapat berbagi foto, video dan bahkan cerita terkait dengan kasus yang terjadi.
Satu lagi pertanyaan yang muncul dari peserta yaitu bagaimana jika data yang mereka kumpulkan sifatnya pribadi atau hanya organisasi mereka saja yang dapat mengaksesnya. Untuk menyimpan data yang sifatnya pribadi, HOT menyediakan fasilitas Separate Data Store (SDS). SDS memungkinkan Anda untuk mengupload/memasukkan data hasil editan Anda yang bersifat pribadi tersimpan terpisah di server HOT Datastore dimana hanya orang atau organisasi tertentu yang dapat mengaksesnya, sedangkan data yang bersifat umum tetap akan disimpan di database OpenStreetMap yang dapat diakses oleh siapapun.
Anda dapat mendownload modul dan presentasi pelatihan di sini: Modul & Slide Presentasi.