Pelatihan Alumni Pengembangan Skenario untuk Rencana Kontinjensi dengan InaSAFE 2.0
Humanitarian OpenStreetMap Team (HOT OSM) bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) mengadakan pelatihan alumni Pengembangan Skenario untuk Rencana Kontinjensi (SD4CP) menggunakan software InaSAFE 2.0. yang baru saja dirilis Senin, 7 April kemarin.
Pelatihan ini diadakan secara simultan bersama agenda peluncuran InaSAFE 2.0. di kompleks InaDRTG (Indonesia Disaster Relief Training Ground) yang secara khusus diperuntukkan sebagai pusat pemantau ancaman dan kajian risiko bencana di Indonesia. Adapun peluncuran InaSAFE 2.0 secara resmi dilakukan oleh Dr. Syamsul Maarif selaku Kepala BNPB, Jean-Bernard Carrasco selaku Minister-Counsellor untuk Kerjasama Pembangunan Pemerintah Australia, serta Iwan Gunawan selaku Spesialis Manajemen Risiko Bencana dari Bank Dunia.
Pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari ini–dan masih berlangsung hingga berita ini diturunkan–dihadiri oleh 18 peserta dari 6 propinsi prioritas penggunanaan OSM di Indonesia, yakni Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua. Peserta pelatihan juga sangat beragam, mulai dari mahasiswa, tenaga pengajar universitas, staff kepemerintahan dari BPBD, hingga peserta dari PMI, Pramuka, dan instansi lainnya. Keseluruhan peserta telah memiliki pengalaman pelatihan dengan OSM sebelumnya sehingga tujuan pelatihan ini adalah untuk memperbaharui pengetahuan peserta dengan fitur-fitur terbaru dalam versi InaSAFE 2.0.
Dibuka langsung oleh dr. Bagus dari BNPB dan Jon Burrough dari AIFDR, pelatihan ini juga menghadirkan sejumlah pemateri yang pakar di bidangnya, termasuk Charlotte dari AIFDR/Geoscience Australia, Akbar Gumbira sebagai salah satu pengembang InaSAFE dari Indonesia, serta Yantisa Akhadi, Emir Hartato, Harry Mahardhika, dan Dewi Sulistioningrum selaku trainer dari HOT OSM.
Seperti dikutip dari rilis berita AIFDR pagi ini, “InaSAFE akan mendorong perbaikan kesiapsiagaan bencana di Indonesia dengan menghadirkan cara baru menggabungkan informasi bahaya saintifik dan pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat tentang risiko bencana”, “Versi terbaru ini juga sepadan dengan Sistem Informasi Geografis QGIS 2.0 yang gratis dan terbuka (open source), dan memungkinkan penggunanya untuk mengimpor data spasial dari sumber asing dan menciptakan contoh peta ancaman sendiri.”
Hal ini selaras dengan yang disampaikan oleh Agus Wibowo selaku Kepala Pusat Data BNPB yang juga menyampaikan materi pembuka dalam pelatihan alumni ini, “InaSAFE diharapkan dapat menjadi alat yang dapat dioperasikan oleh siapa saja untuk menghasilkan skenario kontinjensi bencana secara cepat.”
Training peserta dilengkapi dengan uji kasus penggunaan InaSAFE dalam berbagai skenario bencana yang berbeda, termasuk banjir Jakarta, letusan gunung berapi, dan kasus bencana di daerah asal peserta, serta memasukkan pengumpulan feedback dari peserta sebagai bahan masukan untuk pengembangan InaSAFE di masa yang akan datang. Diharapkan melalui pelatihan ini, pengetahuan akan penggunaan InaSAFE dalam membantu mengembangkan skenario perencanaan kontinjensi bencana dapat tersebar luas hingga di kalangan pemangku kebencanaan (disaster managers).