Memetakan Ketahanan Masyarakat di Indonesia

Memetakan Ketahanan Masyarakat di Indonesia

Kami baru saja meluncurkan sebuah video yang menampilkan kerja Ushahidi di Indonesia dan bagaimana kita dapat menemukan ketahanan (resilience) di tempat-tempat yang tidak terduga; menggunakan kekuatan data terbuka untuk menghubungkan warga dengan pemerintah kota; dan bagaimana masyarakat adalah bagian dari gerakan untuk memelihara ekosistem teknologi lokal.

Ushahidi pertama kali diciptakan oleh orang Kenya yang membutuhkan cara yang cepat dan mudah untuk mengumpulkan laporan tentang kekerasan pasca-pemilu yang didera negara tersebut pada tahun 2007 dan kemudian bagaimana dapat berbagi informasi disaat mereka menghadapi kesulitan dan kesimpangsiuran informasi kala itu. Kami membangun perangkat lunak untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri: kebutuhan untuk menceritakan kisah, banyak cerita, yang berlangsung, tersebar, dan meledak dalam sebuah vakum informasi. Kami memulainya sebagai pengguna teknologi yang berfokus pada terbentuknya komunitas yang lebih tangguh.

Ketika kami melanjutkan pembuatan teknologi yang mengubah arus informasi, kami juga memulai untuk membantu komunitas lainnya meniru proses yang telah dilalui. Teknologi dan data merupakan potongan kecil dari potongan teka-teki besar yang terdiri dari pelatihan, praktek-praktek budaya lokal dan bentuk pengambilan keputusan, dan strategi advokasi agar dapat terhubung dengan pengambil keputusan.

Dalam satu tahun terakhir, Rockefeller Foundation telah mendanai  pekerjaan kami dengan sebuah organisasi berbasis komunitas di Semarang, yaitu “Hysteria”. Sebagai sekumpulan seniman, secara historis mereka belum dianggap sebagai produsen informasi spasial atau data geografis yang dapat digunakan oleh pemerintah kota, namun seperti yang ditampilkan pada video ini: mereka bisa melakukannya! Selama proses ini berlangsung, kami telah menghasilkan:

Semoga hal ini membuat organisasi berbasis komunitas lainnya di Indonesia dapat dengan mudah mengakses dan menyesuaikan penggunaan Ushahidi sesuai kebutuhan mereka masing-masing.

Investasi yang sama dalam pelatihan organisasi lokal untuk menggunakan perangkat lunak terbuka (open source software) telah menunjukkan manfaat yang sangat besar. Kathmandu Living Labs, terbentuk dengan dukungan dari Global Facility for Disaster Reduction and Recovery (GFDRR), menunjukkan ketahanan yang fenomenal setelah dilanda gempa besar yang terjadi di Nepal tahun ini  dan deployment Ushahidi mereka menjadi sumber de-facto untuk laporan-laporan yang berasal dari warga terkait dengan upaya bantuan. Rockefeller Foundation diuntungkan dari dan berkontribusi terhadap komunitas ini melalui dukungannya terhadap kegiatan Resilience Network Initiative, memanfaatkan teknologi open source dan kapasitas lokal untuk membuat data terbuka demi terciptanya ketahanan.

Dengan menyoroti kegiatan ini, kita dapat membawa legitimasi kepada organisasi masyarakat seperti Hysteria, yang mengambil peran utama untuk meningkatkan ketahanan kota mereka. Cerita ini juga membawa Ushahidi ke arah yang baru: kami ingin lebih fokus pada kerja sama dengan masyarakat untuk menciptakan, mendesain, dan menerapkan teknologi untuk membawa perubahan yang ingin mereka lihat.


*Post original oleh Shadrock Roberts, Direktur Resilience Network Initiative, dapat ditemukan di sini

Accessible, Quality, Open Geospatial Data for All