Forum Komunikasi Pemanfaatan UAV untuk Penanggulangan Bencana Dicanangkan BNPB
Teknologi akuisisi data spasial semakin berkembang, salah satunya yaitu Unmaned Aerial Vehicle (UAV). Mengutip dari wikipedia, UAV didefinisikan sebagai sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh pilot atau mampu mengendalikan dirinya sendiri, menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat dirinya, bisa digunakan kembali dan mampu membawa muatan baik senjata maupun muatan lainnya. Meskipun pada awal kemunculannya, UAV digunakan untuk bidang kemiliteran dan tergolong barang mewah, kini makin banyak pihak/instansi yang memiliki (atau bahkan merakit sendiri) UAV dan memanfaatkannya untuk berbagai kebutuhan seperti perolehan foto udara skala besar, monitoring lahan pertanian, monitoring wilayah perbatasan, hingga perolehan foto udara terkini sesaat setelah terjadi bencana.
Makin marak dan banyaknya pihak yang menggunakan UAV, mendorong Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menginisiasi kerja sama pemanfaatan UAV untuk penanggulangan bencana, mengingat pemanfaatan UAV memiliki banyak keuntungan dari sisi waktu, biaya, jumlah personel sebagai operator, maupun risiko di lapangan. Hal tersebut dicanangkan dalam suatu seminar bertajuk “Pemanfaatan UAV/Drone untuk Penanggulangan Bencana” pada 6 Oktober 2016 di Graha BNPB, Jakarta. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan dalam sesi pembukaan bahwa maksud diselenggarakannya seminar tersebut adalah sebagai langkah awal koordinasi dan kolaborasi antar penggiat UAV, baik dari kalangan instansi pemerintah, akademisi, maupun pelaku kebencanaan yang lain. Humanitarian OpenStreetMap Team (HOT) Indonesia sebagai salah satu mitra strategis BNPB dalam pemetaan data keterpaparan (exposure) skala besar, turut hadir dalam seminar tersebut.
Turut hadir dalam seminar tersebut, pihak-pihak/instansi yang telah memanfaatkan UAV, diantaranya adalah Badan Informasi Geospasial (BIG), Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat, Badan SAR Nasional, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), BPP, Jurusan Teknik Geodesi Universitas Gadjah Mada (UGM), serta Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB) Jawa Barat. Masing-masing instansi memaparkan pemanfaatan UAV yang dilakukan pada setiap instansi tersebut. Sebagai peserta, turut diundang dalam seminar tersebut perwakilan dari pihak swasta dan organisasi-organisasi sosial kemanusiaan, seperti Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC), United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affair (UNOCHA), United Nations Population Fund (UNFPA), Palang Merah Indonesia (PMI), Petabencana.id dan ESRI.
BNPB sendiri telah memanfaatkan UAV bukan hanya sebatas pada kaji cepat, namun juga pemetaan secara near real time untuk analisis kebencanaan sehingga target pemerintah dalam pengurangan risiko bencana dapat terbantu. Salah satu pemanfaatan UAV yang telah dilakukan oleh BNPB adalah ketika terjadi banjir bandang di Kabupaten Garut. Dengan menggunakan UAV, BNPB memetakan wilayah terdampak banjir (lihat gambar berikut).
Kerjasama dan kolaborasi telah menjadi kebutuhan mendesak, baik dalam metode pelaksanaan, pemanfaatan hasil, maupun dari sisi cakupan wilayah, khususnya ketika terjadi bencana, demi kemanusiaan; sebagaimana diungkapkan oleh Tri Budiarto, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, pada pembukaan seminar tersebut. Sebagai tindak lanjut dari seminar ini akan dibentuk forum yang beranggotakan para peserta yang hadir dalam seminar tersebut. Forum tersebut dimaksudkan sebagai wadah komunikasi antar penggiat, pengguna, serta pemanfaat UAV baik dari kalangan pemerintah, akademisi, praktisi, maupun pelaku kebencanaan yang lain. Beberapa target yang ingin dicapai dari forum tersebut yaitu (1) terbitnya regulasi pemanfaatan UAV di kalangan masyarakat sipil (non-militer), (2) terwujudnnya repository / sistem penyimpanan data UAV terpusat yang memungkinkan bagi para penggiat, pengguna, maupun pemanfaat data UAV untuk saling berbagi data dan memanfaatkan datanya secara terbuka.
HOT Indonesia menyambut baik inisiasi pembentukan forum tersebut. Jika forum tersebut dapat benar-benar terealisasi dan mekanisme saling berbagi data UAV telah terbangun, HOT Indonesia dapat memanfaatkan foto hasil pemotretan UAV tersebut untuk memetakan kondisi infrastruktur di area terdampak sesaat setelah terjadi bencana. Dengan demikian, HOT Indonesia dapat membantu mensuplai data kebencanaan yang cepat dan tepat kepada instansi-instansi yang membutuhkan, terutama BNPB dan BPBD setempat.