Pelatihan QGIS dan InaSAFE untuk Pembuatan Kajian Risiko Bencana di Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur
Setelah diadakan pelatihan pembuatan kajian risiko bencana di Toraja Utara lalu, kegiatan yang sama juga dilakukan minggu berikutnya di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Kegiatan yang bertajuk “Pelatihan OSM, QGIS dan INASAFE Program Pengurangan Risiko Bencana (PRB) melalui Proyek Penguatan Kesiapsiagaan untuk Tanggap Bencana yang Efektif di Kab. Timor Tengah Selatan – Nusa Tenggara Timur” berlangsung pada tanggal 13-15 Desember 2016 mulai pukul 10.00 – 17.00 WITA di ruang seminar Hotel Jatiasih, So’e.
Pelatihan ini merupakan pelatihan tahap kedua dari rangkaian Program Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang terlaksana atas kerjasama Humanitarian OpenStreetMap Team (HOT) Indonesia dengan Church World Service (CWS) Indonesia. Apabila pelatihan tahap pertama berfokus pada pengumpulan data dengan menggunakan OpenStreetMap, maka pelatihan kali ini berfokus pada pembuatan kajian resiko bencana dengan menggunakan software QGIS dan InaSAFE.
Kegiatan ini ditujukan untuk peningkatan kapasitas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) khususnya di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Total jumlah peserta sebanyak 17 orang yang tak hanya berasal dari BPBD, namun juga berasal dari berbagai institusi, lembaga, dan LSM lokal, seperti CWS, Gerbangmas, Sanggar Suara Perempuan (SSP), Badan Pusat Statistik (BPS), PMI, dan lain-lain.
Pelatihan tahap dua lebih berfokus mengenai bagaimana membuat sebuah kajian risiko kebencanaan dengan memperhatikan tiga aspek utama: kerentanan, kapasitas, dan ancaman. Pembuatan ketiga aspek tersebut dilakukan dengan metode pembobotan dan juga skoring terhadap setiap parameter penyusunnya. Setelah itu, peserta diajarkan bagaimana membuat peta risiko menggunakan QGIS dan juga InaSAFE untuk menghitung data keterpaparan dari suatu bencana yang terjadi.