Cerita dari State of The Map Philippines 2013

Cerita dari State of The Map Philippines 2013

Tahun 2013 pertumbuhan relawan dan data OSM di Filipina meningkat sangat pesat. Oleh karena itu Komunitas OpenStreetMap di negara tersebut berinisiatif untuk mengadakan sebuah acara dimana mereka dapat berbagi cerita, pengalaman, dan berbagai teknik pemetaan lainnya yang telah mereka lakukan menggunakan OSM. Acara ini terbuka bagi siapa saja. Tiga anggota dari tim HOT Indonesia berkesempatan untuk hadir pada konferensi State of The Map Philippines di Quezon City, Manila. Konferensi ini dilaksanakan pada tanggal 14 dan 15 Desember 2013.

State of The Map (SoTM) merupakan konferensi tahunan OpenStreetMap. Biasanya diselenggarakan oleh OpenStreetMap Foundation setiap tahunnya sejak tahun 2007 di berbagai negara. Selain konferensi tahunan tersebut, juga ada konferensi tahunan pada tingkat regional, antara lain State of The Map Europe, State of The Map Amerika, dan State of The Map Baltik. Selain itu ada pula berbagai event State of The Map di tiap negara, salah satunya adalah State of The Map Philippines yang kami hadiri ini. Ini adalah pertama kalinya event seperti ini digelar di Filipina.

[osm_map lat=”14.636″ long=”121.078″ zoom=”18″ width=”500″ height=”450″ marker=”14.63606,121.07779″ marker_name=”wpttemp-red.png”]

Konferensi State of The Map Philippines 2013 berlokasi di gedung Environmental Science for Social Change, Manila Observatory, Ateneo de Manila University. Salah satu rekan OSM yang paling aktif memetakan Filipina adalah Maning Sambale. Beliau pula yang menggagas kegiatan ini dan tentunya mendapatkan respon dan dukungan positif dari para relawan disana. Mereka ingin turut berbagi cerita dan pengalaman mengenai perkembangan OpenStreetMap dan teknik pemetaan menggunakan OpenStreetMap, terutama terkait bencana topan Haiyan yang baru saja melanda negara mereka. (Mengenai berbagai kegiatan para relawan menggunakan OSM sebagai respon dari topan Haiyan dapat diakses disini: http://wiki.openstreetmap.org/wiki/Typhoon_Haiyan_(2013) )

SAM_0526_Fotor_Collage
Venue State of The Map Philippines 2013 di Ateneo de Manila University

Pada hari pertama konferensi SoTM Philippines diisi dengan presentasi dan diskusi seputar perkembangan OpenStreetMap di Filipina dan negara lainnya termasuk OpenStreetMap di Indonesia. Peserta yang hadir adalah mahasiswa/i yang berasal dari Ateneo de Manila University, relawan OSM dari berbagai negara, serta perwakilan beberapa departemen pemerintahan Filipina. Materi yang didiskusikan antara lain mengenai penggunaan OpenStreetMap dalam bidang pendidikan dan perkembangannya dalam Web SIG, juga Penggunaan OpenStreetMap, QGIS, dan InaSAFE baik di Indonesia maupun Filipina dalam penanggulangan bencana.

Seperti Ninoy Castro dari Department of Social Welfare and Development Filipina yang memaparkan penggunaan web SIG dalam menghadapi kejadian darurat seperti bencana gempa, topan, maupun konflik sosial. Ada pula Miguel Macariola yang memaparkan proyek Departemen Pendidikan Filipina dalam memetakan seluruh sekolah dan fasilitasnnya yang ada di negara tersebut. Web SIG yang berisi data sekolah maupun fasilitasnya tersebut mempermudah pemerintah Filipina untuk mendistribusikan fasilitas-fasilitas penting semacam komputer dan internet ke sekolah-sekolah yang belum memilikinya. Beliau juga mengajak seluruh peserta untuk turut berkontribusi dalam melengkapi peta Filipina khususnya sekolah yang ada di negara tersebut.

OSM Filipina pun mulai melakukan pelatihan-pelatihan pemetaan OSM, QGIS, dan InaSAFE di berbagai daerah. Salah satu trainer nya adalah Dianne Bencito yang merupakan programmer muda dari ESSC yang turut mengembangkan InaSAFE agar sesuai dengan kebutuhan di Filipina. Ia bercerita mengenai pengalamannya belajar menggunakan bahasa pemrograman Phyton dan familiar menggunakan Github untuk memperlancar proses pengembangan InaSAFE di Filipina. Trainer lainnya yang juga berbagi cerita adalah Faye Andal. Faye bercerita mengenai proyek ESSC dengan DILG, World Bank, AusAID, dan OSM. Proyek tersebut menggabungkan pemetaan partisipatif dan LGU decision support tools untuk pengurangan resiko bencana di Pampanga.

Tim HOT Indonesia pun turut mempresentasikan perkembangan berbagai aktivitas pemetaan di Indonesia. Seperti Yantisa Akhadi yang memaparkan overview penggunaan OSM di Indonesia serta merangkum seluruh kegiatannya sejak awal tahun 2011 hingga sekarang. Dewi Sulistioningrum mempresentasikan penggunaan OSM, QGIS, dan InaSAFE dalam penerapan rencana kontinjensi bencana banjir di Bengawan Solo, DKI Jakarta, dan Makassar. Sedangkan Vasanthi Hargyono memaparkan kombinasi teknik pemetaan OSM dengan metode Photovoice untuk menghasilkan crowdmap (menggunakan platform Ushahidi) yang berisi POI beserta foto-foto dan informasi terkait bencana banjir.

Pada sesi Lightning Talk, Eugene Alvin Villar menjelaskan bagaimana memperbaiki kualitas data OSM menggunakan validasi tools yang ada pada JOSM, Keepright dan OSM Inspector. Sedangkan Maning Sambale bercerita mengenai pengalamannya menggunakan berbagai jenis perangkat GPS untuk memetakan banyak sekali daerah di Filipina terutama yang terkendala oleh citra satelit dan ditampilkan dengan menggunakan MapBox. Konfrensi hari pertama ditutup dengan makan malam bersama di Riverbank Mall, Bonfire Restaurant bersama peserta lainnya.

IMG_4765_Fotor_Collage
Berbagai sesi presentasi kegiatan dan diskusi

Hari kedua banyak diisi dengan sesi workshop dan diskusi. Workshop dibuka dengan presentasi dari Taichi Furuhashi yang mengabarkan perkembangan OSM Jepang sejak tahun 2008 hingga saat ini yang sudah mencapai 4000 pengguna OSM di negara tersebut. Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh OpenStreetMap Foundation Jepang adalah Hackathon dan Mapping Party. Salah satu projectnya adalah memetakan Pulau Izu Oshima yang terkena bencana longsor. 1 jam setelah bencana terjadi, mereka meluncurkan halaman Facebook untuk mengumpulkan relawan pemetaan. Mereka juga meluncurkan website crowdmap menggunakan platform Ushahidi untuk membantu mengumpulkan informasi dari lapangan. Berbagai peralatan canggih seperti UAV drone dan helikopter kecil pun digunakan untuk mengambil foto udara yang lebih detail.

Setelah presentasi dari Taichi, acara terbagi menjadi dua sesi workshop yaitu Crisis Mapping for Yolanda/Haiyan Typhoon dan berbagai opsi penggunaan UAVs (pesawat tak berawak) sebagai alternatif pengambilan foto udara. Pengambilan foto udara menggunakan UAV drone ini sangat menarik dan membantu pasca bencana untuk melihat kerusakan yang diakibatkan oleh topan Yolanda/Haiyan. Berbagai jenis UAV beserta karakteristiknya pun dipresentasikan. Sedangkan pada workshop Crisis Mapping for Yolanda/Haiyan Typhoon, para relawan saling berbagi cerita berbagai kendala yang mereka temui ketika melakukan respon terhadap bencana tersebut. Mereka pun saling mencari cara untuk menghadapi berbagai permasalahan tersebut.

HOT ID bersama OSM Filipina
Atas: HOT ID mempresentasikan berbagai kegiatan HOT di Indonesia
Bawah: HOT ID bersama OSM Filipina

Bila ingin melihat berbagai materi dan link slide presentasi selama konferensi SOTM di Filipina dapat dilihat dan didownload di website http://wiki.openstreetmap.org/wiki/Philippines/Events/sotm-ph-2013

Beberapa slide presentasi HOT Indonesia dalam acara ini dapat didownload di:

  • State of OpenStreetMap Indonesia:
  • Mapping Flood POI using OSM and Photovoice: 
  • Using OSM, QGIS, and InaSAFE for Contingency Plan:

Semoga saja ke depannya komunitas OpenStreetMap Indonesia dapat mencontoh kegiatan ini agar kita semua dapat saling berbagi mengenai kegiatan pemetaan menggunakan OSM dari teman-teman di seluruh Indonesia 🙂

Accessible, Quality, Open Geospatial Data for All