Mendorong Partisipasi dan Kesadaran Masyarakat akan Data Spasial melalui OSMGeoWeek
13-19 Nopember diperingati setiap tahunnya sebagai Pekan Sadar Geografi. Juga dikenal sebagai OSMGeoWeek, peringatan ini ditujukan untuk mendorong kesadaran akan geografi serta data spasial dan kegunaannya untuk respon kemanusiaan, kesiapsiagaan bencana, inovasi dan pembangunan ekonomi. OSMGeoWeek mengajak komunitas, pengajar, pelajar, pemerintah, pihak swasta, penggiat peta, dan perseorangan di seluruh dunia untuk belajar lebih lanjut mengenai pemetaan urun-daya (crowdsourced) dengan menentukan satu wilayah untuk dipetakan, umumnya yang sedang terkena krisis atau rentan bencana, melalui mapathon. Mapathon, atau pesta pemetaan, adalah suatu aktifitas dimana sekelompok masyarakat duduk bersama untuk memetakan bangunan, jalan dan saluran air melalui digitasi—mengolah, mengintrepetasi dan menandai—dari citra satelit.
Tahun ini, lebih dari 130 kegiatan diadakan di seluruh dunia oleh berbagai macam institusi bekerjasama dengan Humanitarian OpenStreetMap Team (HOT), termasuk Missing Maps, the U.S. State Department (MapGive), USAID (YouthMappers), the Peace Corps, National Geographic, dan GFDRR oleh Bank Dunia. Anggota komunitas dapat berkumpul dan belajar mengenai cara penggunaan peta untuk pengurangan risiko bencana dan respon krisis. Tahun ini, tiga kegiatan berlangsung secara simultan di Indonesia untuk meningkatkan kesadaran data spasial. Kegiatan ini berlangsung di Bali, Manado dan Jakarta.
Kegiatan di Bali diadakan di Hari Selasa, 15 Nopember. Melalui proyek MissingMaps, pelajar dari Green School dilatih cara untuk memetakan dan merekam, melalui OpenStreetMap, lokasi dan tingkatan deforestasi di Sumatera dan Kalimantan. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mendukung program Peta untuk Lingkungan yang didukung oleh World Resource Institute (WRI).
Di hari yang sama, mahasiswa/i dari Departemen Geografi, Universitas Negeri Manado (UNIMA) menginisiasi pelatihan dan mapathon selama dua hari. Peserta kegiatan berhasil menambahkan lebih dari 50,500 edit di Tondano, kota dimana universitas ini berlokasi. Peserta kegiatan bekerjasama dengan dosen dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, berencana untuk terus mengembangkan komunitas OpenStreetMap sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler kampus, dengan mengajarkan pelajar sekolah menengah untuk lebih peka dan terlibat dalam pemetaan digital dan terbuka.
Dua hari setelahnya di Jakarta, bersama dengan @atamerica, HOT Indonesia menyelenggarakan talkshow untuk mengedukasi, menginspirasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat umum dalam penggunaan spasial data gratis dan terbuka untuk pembangunan. Dipandu oleh Kevin Hendrawan, seorang TV Presenter, Duta Muda Youth4Arctic dan Youtube Icon, kegiatan ini mendatangkan pembicara dari berbagai oganisasi internasional yang bekerja di bidang penggunaan Big Data dan Open Data untuk pembangunan, termasuk di dalamnya Yantisa Akhadi dari HOT Indonesia, Tirza Reinata dari Tusk Advisory, Adi Kurniawan dari Disaster Management Innovation (DMInnovation), Faizal Thamrin dari UN-OCHA and Imaduddin Amin dari UN Pulse Lab Jakarta. Juga hadir menyampaikan kata sambutan pembuka, Adam Jung dari USAID.
Pembicara menekankan betapa pentingnya bagi Indonesia untuk mengedepankan ketersediaan data untuk mendukung keberlangsungan riset dan pengambilan kebijakan yang akurat dan berbasis data di berbagai bidang, seperti kehutanan, manajemen sumber daya, kesiapsiagaan bencana dan pembangunan sosial ekonomi. Kegiatan ini juga mengenalkan beberapa perangkat yang memakai data keterpaparan dari OpenStreetMap, seperti InaSAFE yang dikembangkan oleh DMInnovation dari Pemerintah Australia, perangkat lunak gratis dan terbuka yang memproduksi skenario dampak untuk perencanaan, kesiapsiagaan dan respon yang lebih baik; serta InAWARE, suatu program yang berfokus pada pengembangan kajian risiko, sistem peringatan dini dan sistem pengambilan keputusan terkait kebencanaan di Indonesia, dikembangkan atas kerjasama antara USAID, Office of U.S. Foreign Disaster Assistance (OFDA), University of Hawaii: Pacific Disaster Centre (PDC), Humanitarian OpenStreetMap Team, Massachusetts Institute of Tecnhonology (MIT): PetaBencana dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Dengan kehadiran peta terbuka, seperti OpenStreetMap, masyarakat memiliki akses yang lebih bebas untuk berkontribusi dan melengkapi data spasial di tempat dimana data ini sangat dibutuhkan, termasuk di wilayah pelosok yang belum memiliki daya tarik secara komersil. OSMGeoWeek juga menjadi tempat networking bagi berbagai macam pihak untuk bertukar informasi terkait cara melibatkan publik dalam memperkaya, mengembangkan, memanfaatkan dan/atau mangawal data untuk pembangunan. Hal ini sangat penting mengingat pemetaan untuk pembangunan bukan hanya terkait pengembangan perangkat yang tepat dan menyelesaikan masalah teknis saja, namun juga terkait kendala strategi dan sinkronasi koordinasi antar pihak / institusi / pemangku kebijakan yang berbeda.
Catatan:
- Rekaman presentasi dapat diakses pada pranala berikut OpenStreetMap Indonesia Youtube Channel.
- Rilis media kegiatan ini oleh Jakarta Globe dapat dilihat pada pranala ini.